Sabtu, 10 Juli 2010

Catatan ke 8

Penyair itu diciptakan bukan dibuat. Begitupula kata. Kata tercipta bukan dibuat-buat (dalam konteks asal kata). Dari sinilah dapat kita lihat keber’Ada’an tuhan dalam mewujudkan eksistensi kita sebagai manusia. Bahasa membuat kita saling mengerti dan juga membuat kita tak saling mengerti. Karena kata punya pengalaman – kita punya pengalaman – namun berbeda. Kita yang harus mencari tahu, bukan kata mencari tahu tentang keinginan kita. Kita yang harus mengerti kata – dia bebas sukma. Kata adalah kata itu sendiri.

Dengan kata kita tahu “gelas” adalah gelas, “meja” adalah meja, “kursi” adalah kursi. Namun darimana kata “gelas”, ‘meja”, “kursi”? dari hurufkah? Dari suarakah?

7 Maret 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar