Sabtu, 10 Juli 2010

Catatan ke 13

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Kita tidak mungkin jatuh, jika kau belum yakin terhentak oleh sesuatu. Sejak awal kau selalu yakin kau adalah orang yang berhasil dalam proses pendidikan. Dan memang begitulah adanya. Pendidikan berlaku kepada setiap orang selama seumur hidup – sampai ke liang lahat. Dan pendidikan terakhirmu adalah saat hembusan terakhir nafasmu – yang mungkin juga …. Dan di saat itulah, mungkin, kita akan tahu pendidikan sebenarnya. Rahasia. Dan tetap rahasia.

Aku selalu berusaha untuk tak menangis di hadapan orang lain. Menahan. Dan terus menahan. Hidup juga kegiatan belajar menahan nafas. Menurutku, memang begitulah. Itulah sebabnya, menahan tangis ternyata lebih hidup. Kita adalah bagian orang lain. Tapi, kehidupan, apakah diciptakan untuk menangis. Memang begitulah takdirnya. Karena kau,tak akan mengerti kebahagiaan itu, jika kau tak membangunnya dengan kesedihan. “Hidup hanyalah menunda kekalahan.”

Aku juga tak pernah mengerti. Kau selalu saja sadar setelah melakukan kesalahan. Namun, untuk kau selalu yakin, kau benar melakukan kesalahan. Mungkin, disitulah kemenanganmu, tahu kebenaran setelah melakukan kesalahan.

Setiap orang telah diberi waktu hidup dan mungkin telah menyepakatinya. Tentu menyepakati. Jadi, juga tidak tepat kita mengejar waktu ataupun waktu yang selalu mengejar-ngejar kita sehingga kita berlari terbirit-birit. Waktu adalah kita, kehidupan ini juga bagian dari waktu. Dia mungkin juga orang tuamu, yang selalu menasehatimu untuk menjadi anak yang soleh dan tekun belajar, kadang keduanya memarahimu, karena kau tak mau nurut, “bapak, emak, bukan maksudku, aku belum mengerti. Mungkin aku harus terluka, jatuh dari sepeda, patah kaki, atau kehilangan kalian untuk selamanya.
19 Juni 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar