Sabtu, 10 Juli 2010

Catatan ke 16

Dalam menulis puisi saya telah memilih jalan yang sejajar yaitu kesejajaran antara perasaan dan pikiran. Dengan demikian puisi berada pada kekosongan, tak memihak tetapi berada di antara keduanya. Puisi bagi saya adalah sebuah medan netral, di mana puisi tak menentukan sikap apapun terhadap perasaan dan pikiran, tapi bersedia dipengaruhi oleh yang lain dari keduanya. Yang lain itu saya sebut “jalan pemotongan”. Jalan pemotongan adalah jalan menuju kedewasaan dari perkembangan “saya”. Jalan pemotongan adalah jalan menuju kesiku-sikuan. Meski demikian, yang perlu disadari adalah ketakmungkinan tiba pada kesiku-sikuan tersebut. Yang terjadi adalah usaha mendekatinya sehingga diperoleh nilai lain yang tidak nol. Nilai lain yang tidak nol itulah yang saya sebut “kongkret”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar