Sabtu, 10 Juli 2010

Catatan ke 18

Puisi yang universal hanya mungkin kontekstual apabila puisi telah menempatkan dirinya sebagai garis potong kemanusiaan. Dengan demikian, dalam menentukan persamaan-persamaan garis puisi dibutuhkan ketajaman persepsi penyair (ket: dalam mempersepsikan sensasi, penyair, berupaya menempatkan puisi pada haknya sebagai sentral ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan terikat waktu; rekonstruksi sensasi, tak ayal lagi puisi apapun bersifat kontekstual. Puisi mengkongkritkan persepsi, dan sebermula adalah sensasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar